Empat Tingkatan Takdir
Takdir yang wajib diimani oleh seorang muslim mencakup empat tingkatan, yaitu:
Pertama, beriman bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi sebelum hal tersebut tercipta. Seluruh yang terjadi di jagat semesta baik di bumi maupun di langit, Allah telah mengetahuinya dengan sempurna. Tidak ada yang terluput dari ilmu Allah.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” (Q.S. Luqman: 31).
Baca Juga: Beriman Kepada Takdir
Kedua, beriman bahwa Allah telah menulis segala takdir yang akan terjadi. Seluruh yang terjadi di alam semesta seperti penciptaan makhluk, pengaturan jagad semesta, kehancuran alam semesta (kiamat), jatah rezeki dan umur, turunnya hujan, dan lain-lain.
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun sekecil dzarrah (semut kecil) baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh),” (Q.S. Saba: 3).
Ketiga, beriman bahwa Allah memiliki kehendak dan kekuasaan yang sempurna yang meliputi seluruh makhluk-Nya. Sesuatu yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi.
Hal ini sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu”. (Q.S. Yasin: 82).
Sementara apa yang tidak dikehendaki maka hal tersebut pasti tidak akan terjadi. Hal ini berdasarkan firman Allah (yang artinya), “Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk”, (Q.S. Al-An’am: 35).
Akan tetapi perlu diyakini segala sesuatu yang tidak terjadi bukan karena Allah lemah, tetapi karena Allah tidak berkehedak untuk mewujudkannya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sungguh, Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.” (Q.S. Fatir : 44). (Ma’ariju Al-Qabul, 3/1108).
Baca Juga: Tiga Amalan Hati
Keempat, beriman bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan seluruh hal yang ada dalam jagat semesta dan seluruh hal selain Allah adalah makhluk dari-Nya.
Bentuk implementasi nya adalah keyakinan bahwa Allah adalah sang Pencipta seluruh makhluk dan juga perbuatannya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. Az-Zumar : 62).
