Hakikat & Tingkatan Ihsan

 

Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan engkau melihat-Nya. Adapun jika engkau tidak melihat-Nya, maka engkau yakin bahwa Dia melihatmu

Hakikat & Tingkatan Ihsan


Ihsan secara bahasa berarti memperbagus kualitas keikhlasan amal. Penyebutan ihsan dalam syariat ditafsirkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits,

“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan engkau melihat-Nya. Adapun jika engkau tidak melihat-Nya, maka engkau yakin bahwa Dia melihatmu” (H.R. Bukhari).


Penyebutan ihsan dalam hadits tersebut dapat dikaitkan dengan istilah islam dan iman. Islam ditafsirkan dengan berbagai amalan perkataan dan perbuatan yang tampak, sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan perkataan dan perbuatan batin. Adapun ihsan, ditafsirkan sebagai memperbaiki kualitas amalan yang tampak dan yang batin. Ketiga hal tersebut pada hakikatnya adalah semua ajaran Islam itu sendiri (Ma’ariju Al-Qabul, 2/726).


Derajat ihsan itu lebih tinggi daripada yang lainnya karena telah mencapai level di mana seseorang itu memperbagus kualitas amalan ibadahnya sehingga ia bisa menghadirkan dalam hati dan jiwanya seakan-akan melihat Allah.


Baca Juga: Hakikat & Manfaat Muraqabah


Ibnul Qayyim menjelaskan bahwasanya Ihsan itu adalah inti, ruh, dan bentuk sempurna dari keimanan seorang hamba. Ihsan pada hakikatnya adalah mewujudkan seluruh ajaran agama Islam dengan sebaik-baiknya. Ihsan memiliki bentuk kesempurnaan sadarnya hati bahwa ia bersama Allah, mendekat kepada-Nya dibarengi rasa takut, cinta, pengakuan akan kebesaran-Nya, penyandaran kepada-Nya, keikhlasan kepada-Nya, dan dalam mengerjakan semua bentuk keimanan.  (Madarij As-Salikin, 735).


Tingkatan Ihsan


Ihsan memiliki dua tingkatan. Yang pertama adalah musyahadah, tingkatan ini adalah yang paling tinggi. Yang kedua adalah ikhlas.


Tingkatan Musyahadah adalah ketika seorang hamba beramal dengan landasan seakan ia mempersaksikan Allah Ta’ala dengan hatinya, yaitu dengan hati yang penuh cahaya iman dan penglihatan yang tertuju pada pengetahuan kebesaran-Nya, sehingga seakan-akan hal yang ghaib bisa dilihat. Maka barangsiapa yang beribadah kepada Allah dengan menghadirkan perasaan mendekat kepada-Nya, fokus tertuju kepada-Nya, dan ia memposisikan dirinya berada di hadapan Allah seakan-akan ia melihat-Nya, maka akan timbul rasa takut, pengagungan, dan pemuliaan kepada Allah.


Baca Juga: Hakikat & Tingkatan Khauf


Tingkatan Ikhlas adalah ketika seorang hamba beramal dengan menghadirkan keyakinan bahwasanya Allah melihat, mengawasi, dan dekat dengan diri hamba tersebut. Dengan demikian, bisa dipastikan ia adalah seorang yang ikhlas kepada Allah. Penghadiran rasa dan keyakinan ini akan mencegah dirinya berpaling kepada selain Allah atau berpaling menginginkan pujian atas amalan yang dia kerjakan.


Tingkatan ikhlas adalah tingkatan yang dapat mengantarkan kepada tingkatan yang pertama, karena barangsiapa beramal dengan keyakinan bahwa Allah melihat dan mengawasi secara teliti apa yang dikerjakannya, saat sendiri maupun ramai, yang batin maupun yang zhahir (tampak) oleh dirinya, akan mudah bagi hamba tersebut berpindah kepada tingkatan ihsan yang pertama. (Ma’arij Al-Qabul, 2/1170-1171).


Lebih baru Lebih lama